Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem melalui Inovasi PADUNGKU pada Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah

Data BPS Tahun 2022, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah adalah 3.066.143 jiwa dan diantaranya terdapat masyarakat miskin dengan jumlah 389.710 jiwa atau sekitar 12,71%. Dari jumlah tersebut terdapat masyarakat miskin ekstrem sebanyak 95.020 jiwa atau 3,02%. Angka tersebut masih berada diatas rata-rata nasional yaitu 2,04% (Kemenko PMK).

Berdasarkan arahan Presiden Jokowi pada saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia Tahun 2023, bahwa pemerintah daerah (pemda) diminta untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 (nol) persen pada tahun 2024 mendatang. Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah meinisiasi Inovasi PADUNGKU (Padat Karya Untuk Angka Kemiskinan Ekstrem Turun) yaitu pemberdayaan masyarakat miskin ekstrem pada kegiatan padat karya, yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kemiskinan Ekstrem di Daerah Irigasi Provinsi Sulawesi Tengah, sesuai Visi Bapak Gubernur “Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah Lebih Sejahtera dan Maju”. Kemiskinan Ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi dan layanan sosial. Menurut BPS, masyarakat dikategorikan miskin ekstrem ketika pengeluaran per bulannya berada di bawah Rp 530.251/bulan (BPS, 2022).

Inovasi PADUNGKU mulai diterapkan pada Daerah-Daerah Irigasi kewenangan Provinsi Sulawesi Tengah yang tersebar di 9 Kabupaten pada kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi dengan program swakelola padat karya dengan perlibatan masyarakat Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan masyarakat miskin ekstrem yang terdata di desa-desa layanan irigasi tersebut.

  • Daerah Irigasi Toili, Daerah Irigasi Moilong, Daerah Irigasi Bunta, Daerah Irigasi Warulamala, Daerah Irigasi Bakung di Kabupaten Banggai
  • Daerah Irigasi Ungkaya dan Daerah Irigasi Karaopa di Kabupaten Morowali
  • Daerah Irigasi Malonas di Kabuapten Donggala
  • Daerah Irigasi Kolondom, Daerah Irigasi Tendelalos, Daerah Irigasi Malomba di Kabupaten Tolitoli
  • Daerah Irigasi Air Terang di Kabupaten Buol
  • Daerah irigasi Tambayoli di Kabupaten Morowali Utara
  • Daerah Irigasi Dolago, Daerah Irigasi Maoti, Daerah Irigasi Torue, Daerah Irigasi Mepanga, Daerah Irigasi Ongka, Daerah Irigasi Malino di Kabupaten Parigi Moutong

Implementasi Inovasi PADUNGKU diawali dengan pembentukan Tim Internal pada Dinas CIKASDA. Tim Internal berfungsi sebagai persiapan kegiatan, meliputi: penyiapan data masyarakat miskin ekstrem, identifikasi pekerjaan, penyusunan rencana kegiatan, perhitungan komponen tenaga kerja, target penyerapan tenaga kerja. Terkait Penyiapan data masyarakat miskin ekstrem, dilakukan koordinasi ekstrenal bersama dengan BAPPEDA, Dinas Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS). Koordinasi ekstrenal ini bertujuan memperoleh ketepatan data kemiskinan untuk menentukan intervensi yang tepat. Selanjutnya data hasil koordinasi ekstrenal tersebut kemudian dilakukan pemutakhiran data lapangan bersama Pemerintah Desa/Kelurahan sebagai verifikasi akhir disertai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Hasil verifikasi akhir ini ditindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat miskin ekstrem yang akan melaksanakan kegiatan padat karya sekaligus pensortiran calon pekerja padat karya sesuai kriteria jenis pekerjaannya, dengan persyaratan : terdaftar sebagai masyarakat miskin ekstrem di Desa tersebut dibutikan dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), usia produktif (20-60 Tahun), dan memiliki keterampilan sesuai jenis pekerjaan pemeliharaan irigasi.

Kedepannya kerjasama akan dilakukan bersama institusi perguruan tinggi negeri Universitas Tadulako dalam beberapa kegiatan, antara lain : pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dan program pengabdian masyarakat melalui Kajian/Penelitian dari Dosen terhadap dampak pelaksanaan PADUNGKU kepada masyarakat penerima manfaat. Kerjasama juga akan dilakukan bersama perguruan tinggi swasta STMIK ADHI GUNA yang berkosentrasi pada Teknik Informatika, kedepannya akan dibuat aplikasi/tools dalam mendukung inovasi PADUNGKU khususnya verifikasi masyarakat miskin ekstrem menggunakan KTP pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Cikasda | PADUNGKU | Team PPID |

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *