Gubernur Sulawesi Tengah bersama Rotary Club Japan lakukan Kunjungan Kerja ke Napu, Poso
PPID | Diposting pada |

CIKASDA NEWS – Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi Tengah (Cikasda) Dr. Andi Ruly Djanggola M.Si, bersama Tim Rotary Club Japan serta tim Kementerian Kesehatan yang diwakili Direktur Pencegahan Penyakit Menular Kemenkes RI ibu dr. Ira Agustin Meninjau lokasi pembangunan saluran draenase guna eliminasi schistosomiasis yang merupakan bantuan hibah jepang melalui organisasi kemanusiaan Rotary Club Kyoto, Rotary Club Kyoto Selatan, Rotary Club Sakurai dan Rotary Club Kashihara di 6 Desa yaitu Desa Kaduwa’a, Desa Maholo, Desa Bumi Banyusari, Desa Dodolo, Desa Alitupu dan Desa Watutau di Lembah Napu, Kabupaten Poso*, Kamis , 24 April 2025.
Kunjungan Gubernur bersama Tim Eliminasi Schistosomiasis disambut hangat oleh Bupati Poso dr. Verna Gladies Ingkriwang di Baruga Kantor Desa Kaduwa’a, Kab. Poso bersama aparatur desa penerima hibah jepang dan kepala perangkat daerah Kabupaten Poso.
Sambutan Bupati Poso, diawali dengan penerimaan secara adat kepada presiden Rotary Club Kyoto Mr. Nakamura dengan pemasangan Siga dan Gubernur Rotary Club Indonesia Ibu Susan Chandra dengan memasang Tali Bonto sebagai simbol ucapan ketulusan hati masyarakat lembah napu menerima kedatangan Tim Eliminasi Schistosomiasis yang terdiri dari perwakilan :
1. Kemenkes RI Diwakili Direktur Pencegahan Penyakit Menular dr. Ira Agustin
2. Organisasi WHO Indonesia dr. Irvin
3. Presiden Rotary Club Kyoto
4. Presiden Rotary Club Kyoto Selatan
5. Presiden Rotary Club Sakurai
6. Presiden Rotary Club Kashihara
7. Presiden Rotary Club Palu dr. Ellen Mentang, DHSM
8. Gubernur Rotary Club Indonesia ibu Susan Chandra
Bantuan Hibah Jepang melalui organisasi Rotary Club tersebut antara lain :
1. Pembangunan Saluran Draenase Desa Kaduwaa panjang 244 m dan 1 unit Hand Traktor
2. Pembangunan Saluran Draenase Desa Dodolo panjang 179 m dan 1 unit Hand Traktor
3. Pembangunan Saluran Draenase Desa Bumi Banyusari 218 m dan 1 unit Hand Traktor
4. Pembangunan Saluran Draenase Desa Alitupu 265 m dan 1 unit Hand Traktor
5. Pembangunan Saluran Draenase Desa Maholo 900 m dan 1 unit Hand Traktor
6. Pembangunan Saluran Draenase Desa Watutau 300 m dan 1 unit Hand Traktor
Berdasarkan informasi Presiden Rotary Club Palu dr. Ellen Mentang, DHSM bahwa Pembangunan saluran draenase guna eliminasi schistosomiasis tersebut total nilai hibahnya sebesar 4 milyar lebih, “nantinya semua lokasi desa endemik schistosomiasis di lembah napu ini akan dibangun saluran draenase untuk memastikan tidak ada lagi genangan air sebagai tempat berkembangnya cacing/parasit penyebab schistosomiasis, melalui tim eliminasi schistosomiasis ini kita bersinergi dengan pemprov sulteng, pemkab poso untuk mengeradikasi schistosomiasis sampe 0 %”
Dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng di tahun 2024 menggelontorkan dana untuk pembangunan draenase dengan anggaran 4,3 M output saluran terbangun sepanjang 1.450 m di Desa Winowanga, Desa Tamadue dan Desa Sedoa.
“Berdasarkan data Badan Riset Inovasi Daerah Sulteng, terdapat 49 titik yang tersebar di 3 desa yang menjadi endemik schistosomiasis dan menjadi prioritas utk dibangun saluran Draenasenya agar sebaran cacing/parasit ini tidak terus bertambah dan prevalensinya tetap dibawah 1%” ungkap Ruly dalam kunjungan lapangan di desa kaduwaa.
Schistosomiasis atau demam keong disebabkan oleh parasit yang hidup di siput tertentu di lokasi air tawar, gejalanya berupa ruam, kulit gatal, demam, menggigil, batuk, sakit kepala, sakit perut, nyeri sendi, dan nyeri otot. Cacing skistosoma bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit dan menyebar ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah. Setelah beberapa minggu, cacing tersebut akan berkembang menjadi dewasa dan mulai bergerak ke organ tubuh lain, seperti paru-paru dan hati.



Tinggalkan Balasan